Dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, tradisi tiap daerah memiliki kebiasaan yang berbeda beda, tak terkecuali di kampung halamanku Bogor, setiap memperingati Maulid identik dengan dongdang dan bongsang, di samping senandung shalawat yang tak putus dilantunkan di setiap mesjid dan mushalla.

Dongdang adalah tempat mengangkat nasi dan lauk pauknya, setiap warga biasa membuat dongdang ini dengan hiasan yang beraneka ragam dan variasi masing masing warga dan juga disesuaikan dengan kemampuan warga masyarakatnya, dongdang ini memang tidak diharuskan tiap warga membuat tapi terlebih pada keihlasan pribadi untuk saling berbagi. Sedangkan bongsang adalah keranjang yang terbuat dari bambu yang dipakai untuk wadah nasi dan rencoknya ( rencok sebutan untuk sayur dan lauk pauk) yang akan dibawa warga pulang.

Dongdang selalu ada dalam acara penringatan maulid ini dan diarak iring-iringan mengelilingi kampung dan berakhir di masjid, setelah dibacakan do’a nantinya isi dongdang tersebut dimasukan ke dalam bongsang dan dibagikan kepada warga yang hadir. Warga masyarakat tidak hanya datang untuk menyaksikan arak-arakan dongdang, masyarakat juga ikut serta berkreasi dalam rombongan arak-arakan. Kegiatan Muludan ini bertujuan untuk menjaga silaturahmi antarwarga, saling berbagi dan juga menjaga tradisi dalam memperingati maulid Nabi Muhammad SAW, tetap terjaga dan tidak menghilang terbawa arus globalisasi pada zaman sekarang.

Dari sawah membawa padi

Padi dijemur lepaskan tali

Mari kita jaga tradisi ini

Agar budaya tetap lestari

Padang, 29 / 10 / 2020